Kamis, 28 Oktober 2021 / 06:26 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211027192322-92-713283/gaji-2-juta-pekerja-di-inggris-naik-rp185-ribu-per-jam-april-2022

Jakarta, CNN Indonesia — Lebih dari 2 juta pekerja Inggris akan mendapat kenaikan gaji sebesar US$13 atau setara Rp185 ribu per jam mulai April 2022. Gaji ini naik hingga 6,6 persen dan mulai berlaku bagi pekerja di atas 23 tahun.

Pemerintah menilai kenaikan gaji ini masih lebih tinggi dua kali lipat dari inflasi Inggris yakni sebesar 3,1 persen. Namun kebijakan ini justru menuai kritik dari sejumlah ekonom.

Pasalnya mereka memperkirakan inflasi di Inggris naik dalam beberapa bulan. Selain itu, pemerintah justru memotong sejumlah insentif bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menaikkan pajak bagi pekerja.

Pemotongan menambah beban pekerja. Apalagi itu dilakukan di tengah krisis energi yang melanda Eropa, tak terkecuali Inggris. Rumah tangga berpenghasilan rendah mengeluarkan banyak uang hanya untuk tenaga listrik.

Regulator Gas dan Listrik Inggris menyatakan untuk melindungi 15 juta konsumen dari naiknya harga listrik dibutuhkan 13 persen anggaran tambahan dari yang ada. Sebab harga gas alam kembali mencatatkan rekor tertingginya.

Ekonom Senior Resolution Foundation Nye Cominetti menyindir aturan ini sebab masyarakat berpenghasilan rendah paling berdampak dari pandemi covid-19.

Cominetti memproyeksikan kebijakan ini tidak akan relevan pada tahun depan, sebab inflasi akan naik lebih dari 4 persen. Ekonom lain justru memprediksi harga energi akan naik lebih tinggi dari yang dibayangkan.

“Saya tidak akan kaget ketika melihat inflasi hingga 5 persen pada awal tahun depan,” kata Ekonomi Bank of England Huw Pill, dikutip dari CNN.com, Rabu (27/10).

Gaji yang naik tidak dapat dijadikan alasan bagi pemerintah untuk memotong insentif yang dinamakan Universal Credit. Insentif tersebut diberikan kepada banyak warga Inggris, namun justru dikurangi 20 poundsterling atau setara Rp390 ribu dalam seminggu.

Insentif Universal Credit ini diterima oleh 4,4 juta keluarga, namun hanya 2,2 juta pekerja yang menerima insentif National Living Wage.

Peneliti Ekonomi Senior Fiscal Studies Tom Waters mengatakan pekerja waktu penuh akan melihat gajinya naik hingga 1.000 poundsterling selama satu tahun. Namun mereka yang menerima insentif pemerintah hanya akan naik 250 poundsterling dalam 3 bulan.

“Ini disebabkan oleh naiknya pajak dan insentif justru berkurang setelah gajinya naik,” kata Tom.

Ia pun mengkritisi kebijakan kenaikan gaji yang baru dimulai pada April, sementara harga kebutuhan semakin mahal dari sekarang