Kamis, 25 November 2021 / 07:32 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211124135925-85-725452/dukung-proyek-ebt-prancis-siapkan-rp8-t-buat-ri

Jakarta, CNN Indonesia — Prancis menyumbang 500 juta euro atau sekitar Rp8 triliun (asumsi kurs Rp16 ribu per euro) kepada Indonesia untuk mendukung transisi menuju energi baru terbarukan (EBT).

“Saya sangat mengapresiasi komitmen Prancis untuk mendukung pendanaan bagi proyek transisi energi di Indonesia sebesar 500 juta euro,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam press briefing bersama Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Rabu (24/11).

Retno mengungkapkan transisi energi merupakan suatu keniscayaan. Kolaborasi diperlukan untuk mendukung proses transisi tersebut.

Tak hanya itu, Retno juga menyampaikan bahwa Indonesia harus mencegah penyalahgunaan isu lingkungan sebagai hambatan bagi perdagangan.

“Saya menekankan akan berbagai kebijakan ekonomi hijau ditempatkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Hanya dengan demikian, sustainability yang sesungguhnya akan dapat tercapai,” tambah Retno.

Sementara itu, kawasan Indo-Pasifik akan menjadi prioritas bagi Prancis, menurut Drian, dikutip dari Reuters.

Indonesia membutuhkan dana dari luar negeri untuk melakukan transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Sebelumnya, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan pendanaan iklim dari negara maju bagi Indonesia dapat menjadi game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, termasuk membangun energi bersih di dalam negeri.

Menurutnya, komitmen Indonesia dalam pembangunan rendah karbon dan energi sejalan dengan Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), sehingga membutuhkan dukungan dan pendanaan dari negara maju.

“Hal ini membutuhkan dukungan dan kontribusi internasional dari negara-negara maju dan Indonesia akan terus mendukung pendanaan iklim dan inovasinya serta pembiayaan hibrida, green bonds, dan green sukuk,” kata Satya dalam Forum COP26 dikutip dari Antara, Senin (15/11).

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih tak bisa menghentikan penggunaan dan produksi batu bara. Sementara, batu bara merupakan salah satu sumber pencemaran udara dunia yang dapat menyebabkan pemanasan global.

Koordinator Aksi Ekonomi dan Emansipasi Rakyat (AEER) Pius Ginting mengatakan salah satu alasan pemerintah susah beralih energi dari batu bara kemungkinan karena sumber daya alam itu melimpah di Indonesia.