Rabu, 08 Desember 2021 / 08:06 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211208075639-92-731235/dua-penyebab-saham-bukalapak-turun

Jakarta, CNN Indonesia — Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) anjlok 21,8 persen selama sepekan terakhir. Pada perdagangan Selasa (7/12), emiten berkode BUKA ini mendarat di level 426 atau nyaris 50 persen dari harga penawaran perdana ke publik (IPO), yakni 850.

Sejak melantai pada Agustus lalu, harga BUKA sempat melesat hingga di atas 1.000. Namun, kenaikan tak bertahan lama dan mulai terjadi koreksi hingga menembus level terendahnya kemarin.

Founder ARA Hunter Hendra Martono membeberkan dua alasan utama penurunan harga saham Bukalapak.

Pertama, harga yang ditawarkan terlalu tinggi (overvalued) saat IPO. Padahal, perusahaan masih merugi.

Prospektus perusahaan mengungkap kerugian terjadi selama tiga tahun terakhir. Yakni, sebesar Rp2,24 triliun pada 2018, Rp2,79 triliun pada 2019, dan Rp1,35 triliun pada tahun lalu.

Kedua, menurut Hendra, Bukalapak sebagai marketplace kalah saing dengan kompetitor, seperti Tokopedia dan Shopee.

Secara teknikal, ia melihat sinyal jual terpantau tinggi sejak Oktober lalu. Ia pun tak melihat penurunan harga yang terjadi saat ini sebagai kesempatan untuk membeli di harga murah. Untuk itu, ia tak menyarankan untuk membeli BUKA saat ini.

“Belum ada kesempatan, tunggu saat mulai bottom reversal,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/12).

Menanggapi koreksi BUKA, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang menyebut pihaknya tak menutup kemungkinan melakukan suspensi bila terbukti pergerakan harga, volume, frekuensi transaksi, dan atau pola transaksi terpantau tidak biasa.

“Saham tertentu bisa saja memiliki potensi disuspen oleh karena mencapai parameter-parameter dari hal-hal tersebut,” ujarnya kepada wartawan awal pekan ini.