Rabu, 28 April 2021 / 06:05 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210427144430-532-635395/devisa-pariwisata-susut-80-persen-jadi-rp512-t-pada-2020

Jakarta, CNN Indonesia — Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Raden Kurleni Ukar mengatakan devisa dari sektor pariwisata menyusut hampir 80 persen akibat pandemi corona.

Tercatat, penyusutan devisa pariwisata menjadi US$3,54 miliar atau sekitar Rp51,2 triliun (kurs Rp14.462 per dolar AS) dari tahun sebelumnya yang mencapai US$16,9 miliar.

“Devisa yang diproyeksikan turun hampir 80 persen menjadi hanya US$3,54 miliar,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk ‘Mendobrak Inersia Pemulihan Ekonomi’ yang diselenggarakan CORE Indonesia, Selasa (27/4).

Kurleni menuturkan turunnya devisa pariwisata disebabkan oleh anjloknya kunjungan wisatawan mancanegara dari 11,6 juta pada 2019 menjadi hanya 4,05 juta di tahun lalu.

“Kunjungan wisatawan terjun bebas ke angka 4,05 juta atau turun hampir 75 persen,” imbuhnya.

Jumlah tenaga kerja sektor pariwisata juga turun hampir satu juta orang atau 6,67 persen menjadi sekitar 13 juta. Tak hanya itu, jam kerja mereka pun turun signifikan sehingga pendapatan hariannya ikut tergerus.

“Dapat dikatakan tenaga kerja pariwisata menjadi setengah menganggur pada 2020,” terang Kurleni.

Untungnya, di tengah penurun jumlah wisatawan tersebut, sektor pariwisata Indonesia masih dapat mengandalkan pelancong domestik meski jumlahnya terbatas. Sehingga pariwisata di sejumlah daerah masih bisa bernapas dan tidak berhenti total akibat pandemi.

Berdasarkan informasi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), jumlah wisatawan nusantara 2020 sendiri mengalami penurunan 40 persen pada kuartal II, 30 persen pada kuartal III dan 20 persen pada kuartal IV.

“Kami bersyukur bahwa masih mempunyai wisatawan domestik yang cukup tinggi sehingga diperkirakan masih ada 198 perjalanan di 2020,” ucapnya.