Jumat, 20 November 2020 / 06.30 WIB

https://finance.detik.com/moneter/d-5262331/bunga-acuan-bi-turun-ke-level-terendah-bunga-kredit-bank-kapan/2

Jakarta – Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 days reverse repo rate telah diturunkan ke level 3,75%. Untuk suku bunga deposit facility turun 25 bps menjadi 3% dan lending facility turun 25 bps menjadi 4,5%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan penurunan ini sejalan dengan pertimbangan kondisi perekonomian Indonesia yang memerlukan stabilitas di tengah perkiraan angka inflasi yang masih rendah.

Lalu bagaimana dengan bunga bank?

Perry mengungkapkan untuk bunga di perbankan dipengaruhi oleh biaya dana, administrasi hingga premi risiko kredit. menurut Perry dari faktor biaya dana sebenarnya sudah bisa diturunkan karena BI 7days reverse repo rate turun 1,25% tahun ini.

“Atau sejak Juli (tahun lalu) sudah turun 225 bps, ini juga sudah mendorong penurunan bunga pasar uang dan penurunan bunga dana. Faktor pertama ini mestinya bisa menurunkan bunga kredit,” kata dia dalam konferensi pers, Kamis (19/11/2020).

Dia mengungkapkan, persepsi risiko kredit seiring menurunnya risiko ekonomi itu meningkat. Sehingga sejumlah bank meningkatkan kebutuhan terhadap pencadangan risiko kredit tadi.

BI sudah sampaikan sudah QE yang sangat besar. “Melalui forum ini dengan tidak segan-segannya mengharapkan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit sehingga mendorong pemulihan ekonomi,” ujar dia.

Bunga Kredit Rendah Dorong Ekonomi

Kemudian Perry menyampaikan ke perbankan dan dunia usaha bahwa perbaikan ekonomi itu berlanjut. Kondisi korporasi besar apalagi yang ekspor membaik sudah saatnya ini penyaluran kredit didorong.

“Sudah saatnya kita membangun optimisme, sudah saatnya kita membangun ekonomi, pemerintah, BI dan OJK begitu banyak sinergi kebijakan untuk menempuh langkah lanjutan. Kami dorong perbankan dan dunia usaha agar optimisme ekonomi berlanjut,” jelas dia.

Dari data BI suku bunga deposito di perbankan pada Oktober tercatat 5,93%. Kemudian untuk bunga kredit modal kerja 9,38%.