Rabu, 24 November 2021 / 08:06 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211124075353-85-725269/as-ingin-larang-ekspor-minyak-demi-perangi-harga

Jakarta, CNN Indonesia — Hampir selusin anggota Kongres Demokrat mendesak Presiden AS Joe Biden untuk memerangi kenaikan harga minyak dengan membuat larangan ekspor minyak. Bukan sekadar melepaskan cadangan minyak strategis.

Desakan tersebut dikirim lewat surat kepada Biden, Senin (22/11). Surat tersebut menambah tekanan yang dihadapi Gedung Putih, bahkan dari partainya sendiri mendesak Biden untuk menurunkan harga minyak di SPBU.

Maklum, warga Negeri Paman Sam mulai marah dengan tingginya harga BBM. Selain itu, lonjakan harga minyak juga membuat inflasi AS melonjak ke level tertinggi dalam beberapa dekade.

“Kita harus menggunakan semua alat yang kita miliki untuk menurunkan harga bensin dalam jangka pendek,” bunyi surat itu, dikutip dari CNN Business, Selasa (23/11).

Anggota DPR dari Partai Demokrat menyarankan Biden untuk secara serius mempertimbangkan melarang ekspor minyak, meskipun beberapa pakar industri telah memperingatkan langkah ekspor dapat menjadi bumerang bagi konsumen AS.

“Larangan ekspor minyak mentah AS akan meningkatkan pasokan domestik dan menekan harga untuk keluarga AS,” kata surat itu.

Selain itu, Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain juga menyarankan hal serupa. Ia sepakat bahwa suatu waktu AS harus melarang ekspor minyak.

Namun, Goldman Sachs mengatakan kepada kliennya bulan lalu, larangan ekspor kemungkinan akan kontraproduktif dan kemungkinan berdampak bullish pada harga bahan bakar eceran.

Hal ini dikarenakan minyak adalah komoditas yang diperdagangkan secara global dan harga minyak AS ditetapkan oleh patokan minyak Brent. Jika dunia kehilangan akses ke barel AS, harga Brent kemungkinan akan naik karena berkurangnya pasokan.

Sebelumnya, Biden sejatinya bakal mengumumkan keputusannya melepas minyak dari cadangan dalam pidato ekonomi pada Selasa (22/11) kemarin.

Namun, pengumuman ditunda karena keputusan bergantung pada negara lain yang masih menyelesaikan kesepakatan mereka untuk mengucurkan cadangan minyak masing-masing.

“Tanggung jawab utama kami adalah bagaimana kami menurunkan biaya untuk kelas pekerja Amerika,” kata Ketua Kongres dari Demokrat Ro Khanna.